Bisnis Vaksin Palsu Ditemukan di Jawa Barat
ilustrasi. cnn

Bisnis Vaksin Palsu Ditemukan di Jawa Barat

Sabtu, 25 Juni 2016|10:27:29 WIB




RADARRIAUNET.COM - Penyidik Badan Reserse Kriminal Polri kembali menangkap pembuat dan penyebar vaksin palsu, Kamis (23/6). Kali ini, tiga tersangka ditangkap di Subang, Jawa Barat.
 
"Siang ini kami kembali tangkap pelaku di Subang, Jawa Barat. Saya ingin sampaikan kami berangus terus pelaku produsen vaksin palsu di manapun berada," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Brigadir Jenderal Agung Setya di kantornya, Jakarta.
 
Agung belum mengungkapkan secara detail mengenai penangkapan ini. Namun, tindakan tegas aparat adalah pengembangan dari pengungkapan kasus di empat tempat sebelumnya, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Bekasi dan Tangerang.
 
Pengungkapan pertama berawal pada Kamis, 16 Mei, saat petugas menggeledah CV Azka Medical di Bekasi. Tersangka J diamankan karena diduga tidak memiliki legalitas untuk menjual vaksin.
 
Dari sana, ditemukan dugaan vaksin tersebut adalag vaksin palsu. Kemudian, penyidik kembali menggeledah dan mengamankan enam tersangka lainnya karena diduga terlibat bisnis haram tersebut.
 
Penyidik kemudian terus mengembangkan pengungkapan hingga akhirnya menangkap 10 orang di tempat yang berbeda, di luar penangkapan di Subang. Lima orang di antaranya berperan sebagai produsen, dua orang kurir dan dua penjual.
 
Untuk penangkapan di Subang, Kepala Subdirektorat Industri dan Perdagangan Komisaris Besar Sandy Nugroho mengatakan ketiga tersangka masing-masing berperan sebagai produsen, kurir dan penjual.
 
"Ini beda kelompok. Pengembangan terakhir di Subang, sudah kami tangkap juga. Ada yang berhubungan ada yang tidak," kata Sandy.
 
Untuk membedakan vaksin palsu dan asli, sebenarnya bisa dilihat dari kemasan. Menurutnya, pekerjaan pengemasan pada produk yang palsu tidak serapi aslinya.
 
"Ada lemnya yang miring dan lain-lain. Selain itu, harga juga berbeda," ujarnya.
 
Sandy menyontohkan, jika vaksin asli dijual Rp900 ribu, harga yang palsu bisa jadi hanya Rp300 ribu. "Ini vaksin KW, kalau menurut pelaku. Mereka tidak mau disebut palsu."
 
Sandy mengimbau masyarakat untuk melakukan imunisasi di tempat-tempat yang sudah ditentukan pemerintah. Saat ini, polisi bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan untuk mengecek siapa saja yang disinyalir menjadi korban vaksin palsu ini.
 
"Jadi kalau ada yang ragu, mungkin bisa diulang imunisasinya," kata Sandy.
 
 
cnn/radarriaunet.com






Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita NASIONAL

MORE

MOST POPULAR ARTICLE