Sandera Kanada Dipenggal di Filipina, Duterte Minta Maaf
Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte, berjanji kepada Justin Trudeau bahwa pembunuhan sandera asal Kanada di tangan militan tak akan terjadi lagi. Reuters/Erik De Castro/cnn

Sandera Kanada Dipenggal di Filipina, Duterte Minta Maaf

Kamis, 26 Mei 2016|19:36:18 WIB




RADARRIAUNET.COM - Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte, meminta maaf kepada Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, atas aksi pemenggalan sandera asal Kanada oleh militan Abu Sayyaf pada akhir Apil lalu. Duterte berjanji akan mencoba memastikan bahwa eksekusi "semacam ini tidak akan terjadi lagi." 
 
Duterte, 71, belum dinyatakan sebagai pemenang pemilu presiden yang digelar pada 9 Mei lalu. Namun, perhitungan suara resmi menunjukkan dia unggul enam juta suara dibanding rivalnya. Duterte menjadi favorit warga Filipina karena bersuara lantang untuk memberangus pelaku kejahatan korupsi dan penyalahgunaan narkoba.
 
"Saya mohon maaf untuk insiden yang mengakibatkan pembunuhan warga Anda," kata Duterte kepada Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, yang meneleponnya untuk mengucapkan selamat atas kemenangannya, Kamis (26/5). 
 
"Kami akan mencoba untuk memastikan bahwa eksekusi seperti ini tidak akan terjadi lagi," ujarnya.
 
Mantan eksekutif pertambangan asal Kanada, John Ridsdel, ditebas kelompok militan Abu Sayyaf di pulau Jolo, selatan Filipina, 25 April lalu. Trudeau menyebut eksekusi ini "tindakan pembunuhan berdarah dingin".
 
Selain Ridsdel, masih terdapat seorang warga Kanada, Norwegia dan seorang wanita Filipina yang disandera oleh militan yang berafiliasi dengan al-Qaidah ini. Mereka berada dalam penyanderaan selama delapan bulan, setelah diculik dari sebuah resor kelas atas dekat Davao City, tempat di mana Duterte menjabat sebagai wali kota selama dua dekade.
 
Abu Sayyaf mendesak pemerintah Filipina dan Kanada serta keluarga tawanan untuk memberikan uang tebusan sebesar 300 juta peso (Rp87 miliar) untuk masing-masing sandera. Jika uang tebusan tak dibayarkan hingga 13 Juni 2016 pukul 15.00, maka sandera akan dibunuh. 
 
Hingga saat ini, Abu Sayyaf masih menahan sejumlah sandera yang berasal dari berbagai negara, antara lain Belanda, Jepang dan empat awak kapal tunda asal Malaysia.
 
cnn/radarriaunet.com 






Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita NEWS

MORE

MOST POPULAR ARTICLE