RADARRIAUNET.COM - Portal berwarna kuning tiba-tiba dinaikkan, agar tak menghambat laju sedan mengilap masuk gedung di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan. Sopir mobil berwarna hitam itu diberikan secarik kertas, sebagai tanda parkir.
Sesekali ada gelak tawa tiga orang di salah satu sudut Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Entah apa yang dibicarakan.
"Saya hanya bisa bersyukur bisa bekerja di sini," kata AS, penjaga keamanan di Gedung KPK saat berbincang dengan awak media, Rabu (25/5/2016).
Selintas pekerjaan sebagai penjaga Gedung anti-korupsi ini memang remeh. Namun, ada tanggung jawab yang bersar di pundak AS. Dia harus menjaga agar Gedung KPK ini aman dari segala bentuk ancaman.
Petugas penjaga keamanan di Gedung KPK sudah tak asing menghadapi demonstran, yang beraksi hampir setiap hari. Demonstran biasanya menuntut pimpinan KPK mengusut oknum-oknum yang diduga terlibat kasus korupsi.
Namun rasa khawatir kerap menghantui satpam yang berjaga jika ada unjuk rasa. Terlebih lagi, dalam sebulan terakhir ini, dua demo di depan Gedung KPK diwarnai kericuhan hingga akses jalan depan gedung, Jalan H.R. Rasuna Said, sempat ditutup sementara oleh pihak kepolisian dan beberapa fasilitas umum dirusak.
"Kalau khawatir sih khawatir tiap jaga," ucapnya sambil menghitung catatan pelat nomor kendaraan yang dicatatnya.
Tapi AS menilai wajar demo berakhir dengan kericuhan. Sebab seringkali ia menemukan pendemo bukan dari kalangan pelajar, atau mengatasnamakan organisasi tertentu. "Memang yang demo itu kan maunya anarkis, karena kebanyakan preman," ujar AS.
Bahkan AS mengungkapkan, banyak pendemo yang tidak murni memiliki niat menuntut keadilan. Demonstran tersebut telah dibayar oleh pihak tertentu yang memiliki kepentingan. "Kalau ricuh kan bayarannya lebih mahal, kalau demonya biasa bayarannya juga biasa," ungkapnya.
AS mengaku mengetahui hal tersebut dari salah seorang demonstran yang pernah beraksi di depan Gedung KPK. "Yang biasa itu dibayar katanya sekitar Rp50 ribu, kalau ricuh ya lebih," ungkap pria yang sudah lima tahun berprofesi sebagai satpam KPK itu.
Meski demikian, hal itu tak menyurutkan keinginan AS untuk tetap menjadi penjaga kemanan para penghuni gedung lembaga antirasuah itu. Bisa memastikan keamanan gedung KPK menjadi kebanggaan baginya. "Saya pribadi bangga, banyak orang yang mau kerja di sini walaupun cuma jadi satpam," kata AS.
Ada beberapa syarat untuk bisa menjadi satpam di KPK. "Perlu pengalaman khusus, kayak harus punya kemampuan bela diri, pelatihan dari satpam, ijazah, dan sertifikat pelatihan keamanan," papar AS.
Gedung KPK sendiri memiliki 30 orang satpam yang dikerahkan untuk menjaga keamanan. Waktu kerja mereka dibagi tiga shift. Tugas mereka biasanya dibantu oleh kepolisian setempat dan Polda Metro Jaya.
Kejadian-kejadian mencurigakan juga sering dihadapi satpam Gedung KPK, saat sedang berjaga. Hal itu terkait dengan keamanan pimpinan KPK.
AS, mengungkapkan orang-orang tak dikenal berkeliaran di sekitar Gedung KPK, saat petinggi perusahaan atau pun pejabat sedang diperiksa oleh penyidik KPK. "Yang aneh, orang berkeliaran, orang bayaran dari tersangka, tahanan atau yang lagi diperiksa sering kelihatan, buat ngamanin yang diperiksa," terangnya.
Yang paling menonjol, sambung AS, saat bos Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma alias Aguan sedang diperiksa di KPK. Menurutnya, cukup banyak bodyguard yang dikerahkan Aguan. "Kayak semacam Aguan, orang banyak bener. Enggak jelas pada berkeliaran. Tapi makin ke sini sih kalau Aguan diperiksa tidak begitu banyak anak buahnya," ungkap AS.
AS bilang, para bodyguard tersebut sering sekali menanyakan hal-hal yang mengancam keamanan pimpinan KPK. Misal, mereka menanyakan perihal detil keberadaan pimpinan KPK. "Jadi seolah-olah mengacaukan situasi, nyari mobil pimpinan, yang mengakibatkan seolah-olah ancaman," sebut AS.
Tapi AS dan kawan-kawannya tidak memiliki alasan pasti untuk mengusir mereka. AS hanya bisa menolak untuk memberikan keterangan soal pimpinan KPK. "Kita paling mengarahkan atau menegur hal-hal yang kira-kira menyangkut keamanan, kita enggak kasih tahu," terangnya.
mtvn/radarriaunet.com