RADARRIAUANET.COM - Presiden Joko Widodo mengatakan, empat warga negara Indonesia (WNI) awak kapal tunda TB Henry dan kapal tongkang Crista yang disandera kelompok sipil bersenjata Filipina, Abu Sayyaf, berhasil dibebaskan. Dia mengatakan, keempatnya saat ini berada dalam kondisi baik dan sehat.
"Pembebasan ini melalui kerja sama yang baik antara pemerintah Indonesia dan Filipina," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (11/5).
Jokowi menjelaskan, keempat WNI tersebut saat ini berada di tangan otoritas Filipina dan akan diserahkan ke pemerintah Indonesia secepatnya. Dia bersyukur pertemuan trilateral sebelumnya membuahkan hasil.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertemu Menteri Luar Negeri Filipina Jose Rene Almendras, Rabu (4/5) di Indonesia. Nasib keempat WNI dibahas dalam pertemuan tertutup itu. Pertemuan ini merupakan yang kedua dalam kurun waktu 40 hari terakhir dan merupakan hasil inisiatif pemerintah Indonesia.
Di sela kunjungan kenegaraan ke Indonesia, Almendras juga menghadiri pertemuan trilateral antara Indonesia, Malaysia dan Filipina, terutama untuk membahas keamanan di wilayah perbatasan dan perairan. Hal ini menyusul terjadinya aksi sandera awak kapal oleh kelompok Abu Sayyaf di perairan perbatasan Indonesia-Filipina.
Keempat WNI di atas disandera sejak 15 April lalu saat berada dalam perjalanan dari Cebu, Filipina, menuju Tarakan, Kalimantan Utara.
Selain ke-empat WNI, kelompok Abu Sayyaf juga menyandera 10 WNI awak kapal Brahma 12. Namun, mereka telah dibebaskan terlebih dulu pada awal Mei ini. Demi membahas operasi pembebasan ke-10 awak kapal, Menlu Retno sampai terbang ke Manila.
Ke-10 WNI awak kapal Brahma 12 tiba di Bandar Udara Halim Perdanakusuma sekitar pukul 23.30 WIB. Dalam aksi sandera yang berlangsung sejak akhir Maret lalu, kelompok Abu Sayyaf sempat meminta uang tebusan sebesar Rp 14 miliar sebagai syarat pembebasan sandera.
Lex/cnn/RRN/h24