Selasa, 03 November 2015|13:20:38 WIB
BANDUNG (RRN) - PT Dirgantara Indonesia (Persero) akan terus melakukan pengembangan pesawat asli produksi sendiri. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) produsen pesawat ini, akan banyak masuk ke pesawat komersial jenis baling-baling (propeler) bermesin turboprop.
Meski pengembangan pesawat berpenumpang 19 orang yakni N219 belum tuntas 100% dan baru first flightpada Mei 2016, PTDI bersama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), menyiapkan rencana pengembangan pesawat bermesin turboprop yang bisa mengangkut 50 orang.
Pesawat ini dinamai N245. Program pengembangan N245 dimulai tahun 2016.
"Kami harapkan satu saat bisa membuat pesawat lebih besar. Tahun depan rencana selanjutnya membuat pesawat N245. Ini pesawat 50 penumpang," kata Direktur Utama PTDI, Budi Santoso, di hadapan Menpan-RB Yuddy Chrisnadi di Kantor Pusat PTDI, Jl Pajajaran, Bandung, Sabtu (31/10/2015).
Budi menjelaskan alasan di balik pemilihan angka 45 pada akhir pesawat N245. Umumnya, 2 angka terakhir menggambarkan kapasitas pesawat, seperti N219 yang mampu membawa 19 penumpang. Namun, angka 45 dalam N245 menggambarkan semangat untuk terus mengembangkan teknologi penerbangan.
"Kenapa 45 karena semangat 45," ujarnya.
Budi memproyeksi, dana pengembangan N245 mencapai US$ 150 juta atu sekitar Rp 2,02 triliun (asumsi kurs US$ 1 = Rp 13.500). Dana ini lebih tinggi dari biaya pengembangan N219 yang berkisar Rp 500 miliar.
"Dibutuhkan biaya sekitar US$ 150 juta," jelasnya.
Budi mengaku, pihaknya akan masuk pada pesawat yang belum dimasuki oleh pesaing. Pesaing untuk pesawat penumpang bermesin turboprop ini ialah ATR.
"N245 ini badannya seperti N235 yang kita ubah di bagian ekor supaya lebih efisien. Kapasitas 50 penumpang bisa dipanjangkan jadi 70 penumpang. Kami masuk di 50 penumpang supaya tidak saingan dengan yang establish (seperti ATR)," ujarnya.
Di tempat yang sama, Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin, menyebutkan pengembangan N245 masuk ke dalam rencana induk keantariksaan. Usai N245, LAPAN dan PTDI masuk ke jenis N270 untuk 70 penumpang. LAPAN, kata Thomas, akan mendukung dari sisi penelitian hingga pendanaan.
"Rencana N245 dan N270 sudah dimasukkan dalam rencana induk antariksaan juga dimasukkan dalam rencana jangka panjang pengembangan pesawat ini. LAPAN dapat anggaran tambahan Rp 400 miliar, walaun dalam pelaksanaan lebih dari itu sampai dengan sertifikasi diperoleh oleh PT DI dan kemudian diproduksi," tuturnya.
(feb/wdl)