Kamis, 16 Januari 2020|13:35:25 WIB
RADARRIAUNET.COM: Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sejumlah capaian strategis sepanjang 2019. Salah satunya, investasi sektor minyak dan gas bumi (migas) yang mencapai US$ 12,5 miliar atau sekitar Rp 171 triliun.
"Investasi migas sebesar US$ 12,5 miliar. Rinciannya hulu migas US$ 11,5 dan hilir migas US$ 1 miliar," kata Plt Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto, melalui keretangan resmi(15/1).
Terdapat tiga penandatanganan wilayah kerja (WK) baru di sektor hulu migas, yakni Anambas, Selat panjang dan West Ganal. Penerimaan negara dari tiga kontrak WK migas tercatat US$ 37,6 juta dalam bentuk bonus tanda tangan dan US$ 268,5 juta berbentuk komitmen pasti.
Sepanjang 2019, capaian Ditjen Migas juga tercemin dalam penandatanganan kontrak perpanjangan atau alih kelola lima blok migas. Total komitmen kerja pasti tercatat US$ 855,38 juta dan bonus tanda tangan US$ 1,04 miliar.
"Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sumber daya alam (SDA) Rp 119,48 triliun, PNBP fungsional US$ 324,85 juta dan Pajak Penghasilan (PPh) migas Rp 52,08 triliun," imbuhnya.
Sementara itu, alokasi gas domestik sepanjang 2019 mencapai 64%/ Adapun lifting minyak tercatat 746 mopd, lifting gas bumi 1.060 mboepd dan rata-rata harga minyak mentah (ICP) US$ 62,37 per barel.
Pembangunan infrastruktur, yaitu jaringan gas (jargas) sebanyak 74.496 sambungan rumah (SR) di 16 kabupaten kota, konverter kit nelayan sebanyak 13.305 paket di 38 kabupaten/kota dan konverter kit petani 1.000 paket untuk petani kecil di 4 kabupaten/kota.
Implementasi formula harga BBM baru melalui mandatori B20 tercatat 98,13%, dengan potensial saving dari pengurangan impor solar sebesar US4 2,62 miliar.
Adapun perizinan online yang terintegrasi dengan sistem Online Single Submission (OSS) dan Ditjen Migas, menerbitkan 235 izin usaha hilir migas dan 81 izin usaha hulu migas, serta 90 non-izin teknik dan lingkungan migas. Realisasi anggaran pada 2019 tercatat 96,89% dari pagu Rp 1,12 triliun.
Dari total anggaran Ditjen Migas pada 2020 sebesar Rp 4,1 triliun, sebanyak 92,13% akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur energi pro rakyat.
Misalnya, pembangunan jargas sebanyak 266.070 SR di 49 lokasi, pembagian konverter kit BBM ke BBG untuk nelayan dan petani sebanyak 50.000 paket, konversi minyak tanah ke LPG 3 kg sebanyak 522.616 paket, serta layanan infrastruktur dan studi KPBU 9 layanan.
Pemerintah juga akan meningkatkan pemanfaatan gas dalam negeri lebih dari 64%. Pihaknya berharap industri dalam negeri yang memperoleh harga gas sesuai, dapat lebih efisien seperti industri di negara lain yang membeli gas dari Indonesia. "Rencana lainnya adalah target lifting migas 755 mbopd dan lifting gas bumi 1.191 mboepd," katanya.
Mandatori B30 telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2020, dengan potensi pencampuran FAME 9,59 juta KL dan potensial saving USD4,56 miliar. Untuk hulu migas, pemerintah berencana menawarkan 12 WK migas, terdiri dari 10 WK migas konvensional dan 2 WK migas non-konvensional.
RR/MI