Ini Jurus Susi Kembangkan Industri Rumput Laut di Natuna
Budidaya rumput laut. dtc

Ini Jurus Susi Kembangkan Industri Rumput Laut di Natuna

Selasa, 23 Agustus 2016|08:38:25 WIB




RADARRIAUNET.COM - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti terus berupaya untuk memajukan dan membangun pulau-pulau terdepan Indonesia, salah satunya melalui Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (PSKPT) di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. Salah satu komoditas utama yang dikembangkan di Natuna adalah rumput laut.

"Pengembangan budidaya rumput laut secara sinergi dan simultan dari hulu dan hilir, merupakan bagian dari visi misi pembangunan Kabinet Kerja untuk mendorong laut sebagai sumber ekonomi bangsa di masa depan," kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, dalam keterangan tertulis Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Minggu (21/8/2016).

Kabupaten Natuna, merupakan salah satu dari 15 kabupaten terdepan Indonesia yang menjadi prioritas untuk dikembangkan menjadi PSKPT tahun 2016 ini.

"Hal ini sesuai dengan arahan Presiden RI dan Menteri Kelautan dan Perikanan, Ibu Susi Pudjiastuti, untuk mendorong percepatan pengembangan ekonomi di Natuna, khususnya di sektor kelautan dan perikanan," Slamet menerangkan.

Potensi lahan budidaya rumput laut di Natuna mencapai 4.757,5 ha dan baru termanfaatkan sekitar 56 ha atau 0,01 %. Padahal apabila lahan tersebut dimanfaatkan secara optimal maka produksi rumput laut dari Natuna akan mencapai sekitar 150.000 ton basah atau 22.000 ton kering per tahun, atau senilai Rp176 miliar per tahun.

Untuk mendorong pengembangan usaha budidaya rumput laut di Natuna, KKP melalui DJPB mengalokasikan bantuan baik berupa kebun bibit maupun budidaya rumput laut.

"Untuk kebun bibit rumput laut seluas 2,5 ha, kita dukung dengan bibit unggul kultur jaringan (kuljar) yang terbukti tumbuh lebih cepat, tahan terhadap perubahan salinitas dan kadar caragenannya lebih tinggi. Sedangkan untuk budidaya rumput laut, sedang dibangun paket percontohan budidaya rumput laut seluas 58 ha, yang akan dikelola oleh sekitar 20 kelompok atau 200 pembudidaya" jelas Slamet.

Slamet menambahkan bahwa ada tujuh jurus agar budidaya rumput laut dapat dilaksanakan secara berkelanjutan.

"Pertama adalah menggunakan bibit dari tallus yang terbaik. Kedua, disiplin panen pada usia 40-45 hari. Kemudian ketiga, tidak menggunakan pupuk/probiotik/bahan pemacu pertumbuhan. Keempat, mengupayakan mencari kawasan budidaya yang baru untuk rotasi penanaman," cetusnya. Kelima, harus menjaga lingkungan pantai dari sampah (plastik, pencemaran, dll). Berikutnya, keenam, tidak menjemur rumput laut di pasir dan dijaga dari bahan-bahan yang menempel lainnya.

"Dan yang terakhir, ketujuh, segera menutup rumput laut yang sedang dijemur dengan plastik/terpal jika turun hujan. Dengan menerapkan jurus ini, budidaya rumput laut akan berhasil dan berlanjut untuk mendukung peningkatan produksi dan kualitasnya," papar Slamet.

Untuk mendukung pemasaran hasil budidaya rumput laut, KKP menggandeng Perum Perindo, sebagai pembeli hasil rumput laut para pembudidaya. Slamet menambahkan bahwa pengembangan industri rumput laut suatu daerah akan berhasil apabila ada sinergi dari semua pihak yang terkait.

"Di Natuna ini akan kita jadikan contoh sinergi antar stakeholder. Di bagian hulu, KKP akan menghasilkan rumput laut sampai siap jual, yang kemudian Perindo berperan di bagian hilirnya sebagai pembeli, tentunya dengan harga yang telah disepakati. Disamping itu juga, peranan dari Pusat Komando Angkatan Laut (POSKODAL) Ranai, dalam membina para pengebom ikan untuk beralih ke usaha budidaya rumput laut dan budidaya ikan di KJA, perlu diapresiasi. Karena ini adalah wujud kerjasama dan sinergi yang nyata di lapangan," paparnya.


dtc/fn/radarriaunet.com







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE