Senin, 01 Agustus 2016|09:12:51 WIB
RADARRIAUNET.COM - Sejumlah rumah warga di Distrik Waisay, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, tergenang air dari luapan banjir sungai di daerah tersebut. Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Raja Ampat Burhanuddin mengatakan, banjir menimpa warga di Kompleks Perumahan 100 Waisay.
"Banjir terjadi sekitar pukul 12 malam tadi. Hujan sangat deras sejak Minggu (31/7) sore kemarin sehingga sungai meluap," kata Burhanuddin yang dihubungi dari Manokwari, Senin (1/8), dikutip dari awak media.
Burhanuddin menyebutkan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun dampak buruk yang terjadi akibat banjir belum diketahui.
"Aktivitas warga saat ini sudah kembali normal. Ketinggian air tidak sampai satu lutut, saat ini petugas sedang berada di lapangan untuk melakukan pendataan," kata Burhanuddin.
Selain banjir, lanjutnya, hujan deras yang mengguyur Raja Ampat, Minggu malam (31/7), memicu longsor di Kompleks Perumahan 300 Waisay. Pendataan akan dilakukan untuk mengetahui jumlah kerusakan akibat bencana tersebut.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Papua Barat Bram Goramgaman mengatakan, pembangunan Raja Ampat harus taat terhadap rencana rata ruang dan wilayah. Pemerintah Kabupaten Raja Ampat diminta mempertimbangkan secara matang kondisi alam dan potensi bencana di daerah tersebut.
Menurut Bram, intensitas hujan di sebagian besar wilayah Indonsesia pada beberapa bulan belakangan cukup tinggi, termasuk di wilayah Raja Ampat yang dikenal sebagai daerah pariwisata bahari itu.
"Perlu penantaan lingkungan yang baik sebagai langkah antisipasi. Jika tidak, Raja Ampat akan sama dengan daerah lain yang terus-terusan mengalami bencana," tuturnya.
Selain itu, kata Bram, Pemkab juga diminta fokus menjaga lingkungan dengan mempertimbangkan kelangsungan ekologi, ekonomi, dan ekosistem. Hal itu dianggap langkah tepat untuk mendukung program pengembangan pariwisata di daerah tersebut.
"Sektor yang paling menjanjikan di daerah itu adalah pariwisata dan perikanan. Pertanian dan perkebunan tidak cocok karena struktur lahan di Raja Ampat rata-rata bukit bebatuan," katanya.
Raja Ampat dikenal sebagai destinasi baru yang menjadi magnet turis lokal maupun mancanegara melawat ke Papua Barat. Sepanjang Januari-Oktober 2015, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke wilayah itu mencapai angka 12 ribu orang, dari target tahun 2015 sebanyak 18 ribu wisman.
Wisman yang mendominasi kunjungan ke Raja Ampat berasal dari Eropa dan Amerika Serikat.
Raja Ampat mulai dikembangkan sebagai destinasi wisata pada tahun 2007. Saat itu, kunjungan wisman hanya sebanyak 1.000-an orang dan meningkat menjadi 12 ribuan wisatawan pada tahun 2014.
Bahkan, media internasional menyebut Raja Ampat sebagai best snorkling destination. Raja Ampat juga mulai menyelenggarakan berbagai acara untuk menarik minat wisatawan, di antaranya dengan menggelar Festival Bahari Raja Ampat 2015.
cnn/radarriaunet.com