Kuasa Hukum Sedih KPK Berganti Penyidikan ke Dana Receh
Senin, 15 Juni 2015|14:48:19 WIB
JAKARTA (RR) - Kuasa hukum Suryadharma Ali, Andreas Nahot Silitonga, mengaku sedih dan prihatin terkait sikap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang kembali menetapkan kliennya sebagai tersangka dugaan korupsi Dana Operasional Menteri (DOM) di Kementerian Agama.
Nahot prihatin lantaran KPK belum bisa membuktikan kerugian negara sebesar Rp1,8 triliun pada sangkaan dugaan korupsi ibadah penyelenggaraan ibadah haji 2012-2013.
"Sedih dan prihatin itu buat KPK sebenarya. KPK kembali lagi melakukan pergeseran terhadap objek dari penyidikannya. Kemarin klien saya dituduh (menyebabkan kerugian negara) Rp1,8 T. Sekarang sudah setahun lebih. Yang itu belum selesai. Terus ngapain digeser-geser lagi," kata Nahot Sabtu (13/6/2015) di Jakarta.
Penyidikan kasus DOM tersebut, lanjut Nahot, jelas KPK turun kelas dari penyidikan awal terhadap Suryadharma. Lagi pula, lanjut dia, KPK belum bisa membuktikan Suryadharma terlibat korupsi soal chatering dan pemondokan haji
Keprihatinan Nahot ditambah KPK belum bisa menunjukkan kerugian negara terkait kasus DOM yang disangkakan kepada SDA. Nahot menduga kasus tersebut tidak sampai Rp100 miliar.
"Aduh uang receh itu. Kecil sekali itu. Dari Rp1,8 T. Bukan besar kecil, cuman kita berangkat dari Rp1,8 T yang digadang-gadang Pak SDA melakukan korupsi. Sekarang tiba-tiba bergeser ke DOM," kata Nahot.
Untuk diketahui, KPK kembali menerbitkan surat perintah penyidikan (Sprindik) yang baru terhadap bekas Menteri Agama suryadharma Ali. Suryadharma diduga melakukan korupsi terkait DOM di Kementerian Agama.
Sebelumnya, KPK telah menetapkan bekas ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu sebagai tersangka kasus dugaan korupsi ibadah penyelenggaraan haji tahu 2012-2013 dan 2010-2011. (RR/tnc)
Berita Terkait
-
Diwarnai Kecaman Presiden Duterte, Latihan Perang AS-Filipina Tetap Digelar
-
Pemukilm Ilegal Israel Geledah Warga Palestina
-
KPK Periksa Anggota DPRD Kabupaten Bekasi
-
Astaga, ABG Imut dan Berjilbab Kepergok Gituan Bareng Mahasiswa di Karaoke Koro-koro
-
Sandiaga Harapkan 'Unicorn' Indonesia Tak Dikuasai Asing
-
Isu Ijazah Jokowi Kembali Mencuat, Tim Hukum Tegaskan Proses Hukum Sudah Tuntas
-
Prof. Leny Nofianti Pimpin UIN Suska Riau, Simbol Kemajuan Gender di Perguruan Tinggi Islam
-
Kapolres Asahan Dilaporkan ke Kadiv Propam Mabes Polri, Diduga Tak Profesional Tangani Kasus Pidana
-
1. Isu Ijazah Jokowi Kembali Mencuat, Tim Hukum Tegaskan Proses Hukum Sudah Tuntas
-
2. Semua Urusan Tuntas Lewat Layanan BRImo
-
3. Prof. Leny Nofianti Pimpin UIN Suska Riau, Simbol Kemajuan Gender di Perguruan Tinggi Islam
-
4. Kapolres Asahan Dilaporkan ke Kadiv Propam Mabes Polri, Diduga Tak Profesional Tangani Kasus Pidana
-
5. 28 Tahun Berdedikasi, Ta Wan Kembali Sapa Jambi Lewat Little Ta Wan di WTC Batanghari
-
6. Terkuak! Anggota DPRD Muratara Diduga Terlibat Tambang Emas Ilegal di Hutan Lindung
-
7. Dari Salemba, Seruan Para Guru Besar: Jangan Jadikan Pendidikan Kedokteran Alat Politik
-
8. Adu Kuat Menteri Bahlil Vs BUMN Soal Gas: UU Migas Bobrok Biang Keroknya?
-
9. Duta Anak Nasional Gaungkan Aspirasi di Hadapan Wakil Gubernur Riau, Soroti Urgensi Perlindungan Anak dari Rokok dan Ketimpangan Hak Dasar
-
10. Riau AutFest 2025: Panggung Keberagaman dan Bakat Anak Autis Kembali Digelar
-
11. Kericuhan di Perkebunan Sawit, PT SIL Tuding Warga Curi Sawit, Ormas Garbeta Bantah
-
12. GEMAH Ungkap PT Bhakti Investama Bukan Pihak Bertanggung Jawab dalam Kasus NCD
-
13. Ichiban Sushi Express Hadir di Binjai Supermall, Membawa Sensasi Kuliner Jepang Kekinian!
-
14. Hutan Gundul dan Perubahan Iklim Diduga Kuat Picu Banjir Bandang Parapat, Tim Ekspedisi Temukan Bukti Longsor Besar di Simarbalatuk
-
15. Ichiban Sushi Express Resmi Buka di Central Plaza Lampung, Menyajikan Sushi Halal dengan Sentuhan Lokal
