Tim Kesenian Rohil Tampil Apik pada Festival Budaya Nusantara di TMII
FOTO: riauterkini

Tim Kesenian Rohil Tampil Apik pada Festival Budaya Nusantara di TMII

Sabtu, 19 September 2015|09:37:36 WIB




Partisipasi Pemkab Rohil pada Festival Budaya Nusantara di TMII Jakarta memunculkan kesan positif. Tim keseniannya tampil apik dan memukau,

 

JAKARTA (RRN) -Tim Kesenian Rohil tapil memukau dalam Festival Budaya Nusantara Kawasan Perbatasan Negara 2015 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Pasalnya, tarian yang diangkat, mambang deo-deo, prosesi pengobatan tradisional asal Panipahan, Kecamatan Pasir Limau Kapas Rohil dianggap cukup unik dan menarik.

“Penampilan memukau, disaksikan hampir seribu penonton dari seluruh penjuru Indonesia, dan pihak Badan Nasional Pengelola Perbatasan di gedung Teather Kautaman, TMII,” sebut Ketua Tim, Zakia Hada, S.Sn, M.Hum, Sabtu (19/9/15), setelah sampai di Bagansiapiapi.

Sesuai garapannya menurut Zakia, pihaknya memadukan gerakan tarian tradisional prosesi pengobatan dari Panipahan Rohil, dengan gerakan kontemporer, diiringi musik yang sudah diaransement oleh Delsi bersama kawan-kawan, dari Sanggar Sri Kemuning, Bagansiapiapi.

Penampilan tim kesenian Rohil Kamis (17/9/15) bersama peserta yang lain menurut Zakia membangun sebuah Forum Nasional yang dilaksanakan secara reguler/anual sebagai ajang untuk lebih mengenal, merawat, dan memelihara serta mempromosikan nilai sosial budaya dan kesenian masyarakat perbatasan negara kepada masyarakat luas.

Kehadiran tim kesenian ini menurutnya mendapat dukungan penuh Pemkab dan DPRD Rohil, bersama Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olaraga (Disbudparpora) Rohil dan Badan Pengelola Perbatasan (BPP) Rohil, dan Pemerintah Provinsi Riau.

Kehadiran Rohil katanya mewakili Provinsi Riau, dimana Rohil salah satu kabupaten/kota yang berada dikawasan perbatasan negara, dan memiliki tradisi yang unik.

Keunikan ini ternyata dilakukan sehari-hari masyarakat Panipahan, Kecamatan Pasir Limau Kapas Rohil, jika warga menderita penyakit yang sulit disembuhkan, melalui petunjuk orang pintar, perlu dibuat pengobatan tradisional, maka digunakanlah lancang dan beberapa alat peraga lain sebagai pendukung.

Lancang dibuat selama tiga malam dengan tarian, malam terakhir, yang menderita sakit, dimasukkan roh halus kedalam tubuhnya, dan melalui roh halus inilah penyakit dikeluarkan, lalu lancang dibuang kelaut sebagai tanda pembuangan penyakit.

Prosesi pengobatan memerlukan musik gendang serta alat musik lain, nyanyian bernuasan Islami, termasuk didalamnya ada mantera, diikuti beberapa orang pintar.

Pengobatan seperti itu, dari dulu hingga sekarang masih dilakukan masyarakat di Panipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir. Karena pengobatan ini dinilai warga manjur untuk menyembuhkan penyakit yang sulit disembuhkan baik oleh tenaga medis maupun orang pintar lainnya, sehingga masih diminati.

Proses pemberangkatan yang tertunda akibat asap

Untuk bisa tampil diajang nasional dan bergengsi ini menurut Zakia tidak semudah yang dibayangkan dalam kondisi Provinsi Riau dilanda kabut asap, dimana, tim kesenian yang pada rencana awal berangkat melalui Bandara SSQ II Pekanbaru, setelah dua hari menunggu dan ternyata tak memungkinkan, dialihkan ke Bandara International Minang Kabau, Padang.

Namun proses pemulangan, tidak ada kendala. “Tim kesenian tiba dengan selamat di Bandara SSQ II Pekanbaru, Sabtu (19/9/15) pukul 01.22 WIB, dan langsung menuju Bagansiapiapi,” sebut Zakia. (n/rtc).







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita RIAU

MORE

MOST POPULAR ARTICLE