Soal Natuna, DPR Soroti Kusutnya Aturan dan Tugas TNI-Bakamla
Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Sukamta. Foto: CNNI

Soal Natuna, DPR Soroti Kusutnya Aturan dan Tugas TNI-Bakamla

Rabu, 15 Januari 2020|12:06:49 WIB




RADARRIAUNET.COM: Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Sukamta, mengkritik adanya tumpang tindih kewenangan pengamanan laut antara TNI Angkatan Laut, Badan Keamanan Laut (Bakamla), dan Polisi Air.

Menurutnya, ketidakjelasan undang-undang dalam mengatur pihak yang berwenang menindak pelanggaran di wilayah laut oleh pihak asing ini turut menghambat pengamanan perairan Indonesia, termasuk di perairan Natuna yang

"Yang perlu diperhatikan adalah saling rebutan kewenangan pengamanan laut antara Angkatan Laut, Bakamla RI, dan polisi air," kata Sukamta.

"Bakamla selain tidak jelas tugasnya, kantor dan armadanya juga belum jelas. Kalau kita lihat China, ukuran kapal coast guard-nya saja lebih besar dari kapal KRI kita," ucapnya menambahkan.

Menurut Sukamta, pemerintah harus segera memperjelas lembaga yang berwenang dalam menindak dan menegakkan hukum setiap pelanggaran terhadap perairan Indonesia.

Sukamta juga mengangkat masalah terkait perbedaan pendapat dalam pemerintah terkait penanganan isu Natuna dan pengamanan laut secara luas,menyitat dari CNNI Selasa (14/01/2020).

Sukamta memaparkan ada 24 undang-undang dan dua peraturan pemerintah yang mengatur keamanan laut. Namun, puluhan dasar hukum itu tak menjelaskan secara rinci siapa yang berwenang dalam melakukan penindakan, penyelidikan, dan penegakan hukum terhadap pelanggaran di perairan Indonesia.

"Banyak sekali yang atur keamanan laut tapi tugasnya tidak pernah jelas, jadi multi agency tapi tidak jelas tugasnya. Yang kami harapkan adalah single agency tapi multi task dalam penegakan hukum di laut," kata Sukamta.

Senada dengan Sukamta, Pendiri dan CEO Indonesian Ocean Justice Initiative, Mas Achmad Santosa, mengatakan seluruh lembaga yang memiliki kewenangan dalam pengamanan laut harus kompak dan bekerja sama dalam merespons pelanggaran keamanan di perairan Indonesia.

Achmad juga menuturkan seluruh lembaga terkait diharapkan bisa melaksanakan patroli terkoordinasi untuk benar-benar mengamankan laut Indonesia secara lebih efektif.

"Pemerintah juga memang harus satu suara dalam menindak pelanggar kelautan dan sayangnya ini dimanfaatkan China dalam kasus Natuna ini," ucap Achmad.

 

RR/DRS/CNNI







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita NASIONAL

MORE

MOST POPULAR ARTICLE