Senin, 16 Desember 2019|11:33:28 WIB
RADARRIAUNET.COM: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag) baru saja merilis survei tentang indeks kerukunan umat beragama (KUB) tahun 2019.
Ketua Tim Survei Indeks KUB Kemenag, Prof Muhammad Adlin Sila, menegaskan hasil survei menunjukan seluruh provinsi di Indonesia indeks kerukunannya tinggi.
Tidak ada satupun temuan indeks (KUB) yang menyatakan ada daerah yang tidak rukun atau tidak toleran, semua daerah rukun dan toleran," kata Adlin melalui pesan tertulis sebagaimana dikutip dari Republika.co.id, Jumat, (13/12) pekan lalu.
Dia menjelaskan, mengenai adanya perbedaan nilai indeks antara satu daerah dengan daerah lain, itu lebih pada potret adanya dinamika di masing-masing daerah. Data yang didapat dalam survei ini juga tidak mewakili agama, melainkan area. "Jadi perbedaan indeks bukan karena agama, tetapi faktor sosial demografis, budaya, dan pemahaman atas peraturan perundang-undangan yang ada," jelasnya.
Sehubungan itu, Adlin menegaskan, hasil survei indeks KUB bukan untuk membandingkan satu daerah dengan daerah lain. Sebab kerukunan sangat kontekstual, jadi tidak bisa dibanding-bandingkan. Dia menjelaskan, indeks KUB yang disurvei Kemenag untuk mengukur persepsi masyarakat tentang indikator-indikator kerukunan.
Di antaranya toleransi, kesetaraan dan kerjasama. Sehingga skor indeks KUB tinggi atau rendah diperoleh dari kondisi psikososial masyarakat sebagai hasil dari realitas pengalaman sehari-hari dalam interaksi antar sesama pemeluk agama.
"Skor indeks (KUB) akan tinggi ketika masyarakat (responden) tidak ada sedikitpun resistensi pada konsep yang ditanyakan. Sebaliknya, indeks akan rendah ketika banyak masyarakat suatu daerah yang resisten atas item-item yang dipertanyakan," jelasnya.
Adlin mengatakan, secara internal, indeks KUB juga memiliki fungsi untuk menentukan tindakan pemberdayaan yang harus dilakukan Kemenag dalam meningkatkan kualitas kerukunan umat. "Pun bisa juga dimanfaatkan pemerintah daerah sebagai bahan dalam perumusan kebijakan," ujarnya.
Kontribusi umat
Kementerian Agama (Kemenag) merilis nilai indeks kerukunan umat beragama (KUB) nasional rata-rata sebesar 73,83 sepanjang 2019. Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Islam (Persis) memandang meningkatnya nilai kerukunan umat beragama berkat kontribusi umat Islam.
Wakil Ketua Umum PP Persis, Ustaz Jeje Zaenudin mengatakan, bersyukur kerukunan antarumat beragama dan internal umat seagama tetap terjaga dengan baik walaupun kadarnya turun-naik karena pengaruh situasi dan kondisi sosial budaya dan politik.
"Sebagai umat mayoritas, kaum Muslimin tentu saja mempunyai peran besar dalam menjaga stabilitas kerukunan antarumat beragama nasional," kata Ustaz Jeje saat diwawancarai Republika.co.id, Rabu (11/12).
Indeks kerukunan umat beragama pada 2018 sebesar 70,90. Pada 2019 mengalami kenaikan menjadi 73,83. Ustaz Jeje mengatakan, indikasi meningkatnya kesadaran dan antusiasme beragama Muslim di Indonesia tidak mengancam eksistensi dan kebebasan pemeluk agama yang lain.
Menurutnya, yang perlu dikemukakan secara lebih transparan adalah faktor apa saja dan pemeluk agama mana yang dominan dalam merusak kerukunan beragama di Indonesia. Sehingga bisa lebih mudah untuk diidentifikasi sekaligus diperbaiki dan dicari solusinya yang lebih tepat.
Ustaz Jeje juga menegaskan, dalam hal mewujudkan toleransi, kesetaraan dan kerja sama antaragama tentu saja harus mempunyai batasan yang jelas dan tegas dari doktrin agama masing-masing. Terutama doktrin Islam yang memiliki sumber tegas dari Alquran dan sunnah sehingga tidak menimbulkan kegelisahan dan kerisauan baru di tengah masyarakat.
"Seperti ada kasus-kasus atas nama toleransi dan kerja sama antaragama, tapi praktiknya dinilai oleh masyarakat menjurus kepada percampuran ritual antaragama, seperti ajakan doa lintas agama, natal bersama, ibadah bersama, dan lain sebagainya," katanya.
Ia mengatakan, jika makna kerukunan, toleransi dan kerja sama antaragama dan umat beraga seperti ibadah bersama, natal bersama dan doa lintas agama, maka Persis menilai yang terjadi justru degradasi beragama dan doktrin agama masing-masing.
RR/rep/zet