Tahun Ini, Lifting Minyak Riau Turun 3 Juta Barel
cakaplah.com pic

Tahun Ini, Lifting Minyak Riau Turun 3 Juta Barel

Jumat, 19 Juli 2019|09:42:56 WIB




PEKANBARU : Target produksi minyak bumi siap jual (lifting) Riau turun dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.

Dimana pada tahun lalu, realisasi lifting minyak bumi di Riau mencapai 83 juta barel, sedangkan tahun ini hanya 80 juta barel.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Riau, Indra Agus Lukman.

Indra menyampaikan, target lifting tahun ini ditetapkan untuk sembilan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang melakukan kegiatan eksploitasi minyak bumi di Provinsi Riau, diantaranya PT Chevron, BOB, PHE Siak, PHE Kampar, Pertamina EMP, EMP Buntu, EMP Malacca dan SPR Langgak. Namun khususnya untuk EMP Buntu dan Malacca mengelola gas.  

"Pada triwulan pertama tahun ini, lifting yang sudah masuk dari sembilan KKKS  mencapai 19 juta barel. Tapi bisa saja nanti di triwulan II mencapai 20 juta barel lebih," katanya seperti sitat CAKAPLAH.COM, Jumat (19/7/2019).


Indra menerangkan, turunnya target lifting minyak bumi Riau sebagian besar juga dipengaruhi oleh produksi miyak PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) yang menurun menjelang peralihan Blok Rokan pada tahun 2021.

"Tahun 2019 ini, pihak Chevron ditargetkan 209.000 barel per hari, namun kenyataan baru terealisasi sekitar 194.000 barel per hari," bebernya.

Disamping itu, lanjut Indra, faktor lainnya yang membuat target lifting perhari Chevron tidak terpenuhi yakni karena pihak Chevron tidak lagi melakukan investasi untuk menambah produksi menjelang akhir peralihan ke Pertamina.

Kemudian faktor lain, karena masih fluktuatifnya harga jual minyak bumi, sehingga terkadang biaya produksi tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh.

"Chevron habis masa kontraknya pada 2021 mendatang, tentu mereka tidak ada investasi apa-apa, mereka hanya mempertahankan kondisi sekarang saja. Harapan kami setelah diserahkan ke Pertamina, realisasi lifting kita bisa lebih bagus lagi," tutupnya.


RRN/CKP







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE