Sabtu, 03 Maret 2018|02:13:03 WIB
New York: Harga minyak merosot lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB), menyentuh posisi terendah dua minggu, di bawah tekanan penurunan Wall Street dan kekhawatiran tentang melonjaknya produksi minyak mentah AS.
Mengutip Antara, Jumat, 2 Maret 2018, patokan global, minyak mentah Brent untuk penyerahan April, turun USD1,95 menjadi ditutup pada USD63,83 per barel di London ICE Futures Exchange. West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, turun USD0,65 menjadi menetap di USD60,99 per barel di New York Mercantile Exchange.
"Sejak kami mengalami aksi jual ekstrem karena pasar ekuitas beberapa minggu yang lalu, harga minyak tampaknya memiliki sejumlah kecil perhatian pada aktivitas pasar ekuitas dan telah mendapat pengaruh kuat dari dolar," kata Direktur Penelitian Komoditas ClipperData Matt Smith.
Pasar saham AS turun lebih dari satu persen setelah Presiden Donald Trump mengumumkan tarif impor baja dan aluminium. Dolar AS mencapai level tertinggi enam minggu di awal namun mundur di sore hari, yang menahan kerugian lebih lanjut dalam minyak mentah berjangka.
Melemahnya dolar AS dapat mengangkat minyak dan komoditas lainnya yang dihargakan dalam greenback.
"Salah satu hal yang berkontribusi terhadap penguatan pasar (minyak) adalah pelemahan dolar selama beberapa bulan terakhir," kata Gene McGillian, manajer riset pasar di Tradition Energy di Stamford.
Pada Rabu, data mingguan dari Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan peningkatan yang lebih besar dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah AS dan kenaikan stok bensin.
Produksi minyak mentah AS tergelincir pada bulan terakhir 2017, namun pada November mencapai level tertinggi sepanjang masa 10.057 juta barel per hari (bph). Data mingguan menunjukkan rekor lain dan perkiraan akan meningkat lebih lanjut.
Abd/mtvn