Kamis, 22 September 2016|14:39:24 WIB
RADARRIAUNET.COM - Bank Indonesia (BI) telah resmi menerapkan BI 7 Day Repo Rate sebagai suku bunga acuan mulai 19 Agustus 2016. Kebijakan moneter baru ini diharapkan dapat mengefektifkan transmisi kebijakan moneter BI karena BI Repo Rate merupakan suku bunga transaksional. Berbeda dengan BI Rate yang hanya berfungsi sebagai suku bunga acuan.
BI Rate semula dirancang sebagai suku bunga acuan antarbank overnight (O/N). Namun dalam praktiknya, pergerakan suku bunga overnight meninggalkan BI Rate. Ini terlihat dari semakin lebar rentang keduanya, terutama setelah The Fed mengeluarkan kebijakan Quantitative Easingtahap II pada akhir 2010. Selama ini BI Rate justru mengacu pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tenor 12 bulan.
Ekonom DBS Group Research, Gundy Cahyadi menilai bahwa kebijakan baru BI belum akan langsung berdampak dalam jangka pendek. Ia justru mencermati kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang batas atas suku bunga deposito kelompok bank BUKU III dan IV, yakni 75 bps sampai 100 bps di atas BI Rate.
Dengan tingkat BI Rate Juli sebesar 6,5%, maka suku bunga deposito maksimum sebesar 7,25% sampai 7,5%. "Jika OJK menggunakan acuan SBI 12 bulan, sebenarnya tidak ada perubahan suku bunga deposito,"tukasnya.
Hal ini bisa menyulitkan upaya menurunkan suku bunga kredit. Padahal kebijakan baru ini diharapkan dapat mendorong turunnya suku bunga pinjaman. Selama ini penurunan suku bunga pinjaman sangat lambat meski BI Rate telah dipangkas 100 bps sepanjang tahun 2016.
Dalam jangka panjang, kebijakan baru ini dapat mendukung pendalaman pasar keuangan dan memperkuat struktur pasar uang antarbank khususnya segmen tenor 3 bulan sampai 12 bulan. "Pasar keuangan yang semakin dalam membuat biaya dana perbankan menjadi lebih murah, sehingga mendorong perbankan menurunkan suku bunga kredit," ujar Cahyadi.
Cahyadi juga menambahkan bahwa pemerintah dapat memanfaatkan kebijakan suku bunga baru yang lebih rendah dari BI Rate untuk mendorong bank menurunkan suku bunga kreditnya. Ke depannya, jika suku bunga kredit turun secara signifikan dan pertumbuhan kredit bisa dipacu hingga 15%, artinya ekonomi di tahun 2017 diproyeksikan tumbuh lebih tinggi.
kps/fn/radarriaunet.com