Pasca Bom Davao, Pasukan Bersenjata Filipina Waspada Tinggi
ilustrasi militer Filipina. cnn

Pasca Bom Davao, Pasukan Bersenjata Filipina Waspada Tinggi

Sabtu, 03 September 2016|14:29:57 WIB




RADARRIAUNET.COM - Pasukan Bersenjata Filipina (AFP) dalam waspada tinggi pasca insiden bom mematikan di Davao City, kota tempat kediaman dan kampung halaman Presiden Rodrigo Duterte, pada Jumat (2/9) malam yang diduga dilakukan oleh kelompok militan Abu Sayyaf.
 
"Saya sudah memerintahkan semua komando Pasukan Bersenjata Filipina untuk waspada tinggi, terutama di pusat-pusat urban akan kemungkinan upaya aksi teroris lainnya oleh kelompok ini," ujar Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana.
 
Lorenzana pun telah memerintahkan Komando Timur di Davao City untuk mendampingi Kepolisian Nasional Filipina (PNP) untuk menjaga perdamaian dan menangkap para pelaku sesegera mungkin.
 
"Mereka juga akan menghimpun informasi intelijen dan melaksanakan penyelidikan untuk mengetahui akar dari insiden yang sangat disayangkan ini," ucap Lorenzana.
 
Di akhir pernyataannya, Lorenzana menyampaikan simpatinya kepada para keluarga korban tewas dan mendoakan yang terluka agar lekas pulih.
 
Juru bicara kepolisian Davao City, Catherine dela Rey, melaporkan bahwa merujuk pada data terbaru pada pukul 06.30, Sabtu (3/9), total korban tewas kini sudah mencapai 14 orang. Sedangkan 71 lainnya terluka.
 
Namun, Lorenzana mengimbau agar masyarakat tetap tenang sambil terus waspada dan bekerja sama dengan pasukan keamanan.
 
Insiden itu terjadi di sebuah pasar malam yang terletak dekat hotel mewah Marco Polo, hotel yang kerap dikunjungi Duterte di Davao. 
 
Juru bicara presiden, Ernesto Abella, menyatakan saat ledakan terjadi, Duterte tengah berada di Davao. Namun, sang presiden dan keluarganya dipastikan dalam kondisi aman bersama putranya, Paolo Duterte, yang merupakan wakil Wali Kota Davao City. 
 
Dalam konferensi pers usai ledakan, Paolo Duterte menyatakan sang ayah berada jauh dari lokasi ledakan ketika ledakan terjadi. Duterte juga menampik bahwa serangan itu merupakan upaya pembunuhan terhadap dirinya. Dia menyatakan bahwa para pengawalnya bekerja untuk mencegah kemungkinan semacam itu. 
 
Davao City terletak di Mindanao, Filipina selatan. Meski Mindanao dilanda berbagai aksi kekerasan dari kelompok pemberontak Muslim, Davao City merupakan salah satu kota yang dinilai aman. 
 
Sebelum dilantik menjadi presiden Filipina pada akhir Juni lalu, Duterte menjabat sebagai wali kota Davao City selama 22 tahun. Saat menjabat sebagai wali kota pun, pria 71 tahun ini dikenal keras terhadap pelaku tindak kejahatan serta pengedar narkoba. 
 
Di bawah pimpinan Duterte, praktik pembunuhan di luar hukum untuk memberantas para pengendar dan pecandu narkoba di Davao diperbolehkan sejak bertahun-tahun lalu. Praktik ini mendorong Pelapor Khusus PBB soal Pembunuhan di Luar Hukum mengunjungi kota tersebut dan melakukan investigasi pada 2008 dan 2009, menurut laporan pengamat internasional, Ruben Carranza. 
 
Praktik pembunuhan di luar hukum kemudian diadopsi secara nasional ketika Duterte menjabat sebagai presiden. Duterte berjanji akan dapat memberantas praktik penyalahgunaan narkotika dalam enam bulan sejak dia dilantik pada 30 Juni lalu.
 
 
cnn/radarriaunet.com






Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita NEWS

MORE

MOST POPULAR ARTICLE